Tentu, ini adalah dua pilihan puisi dengan tema yang berbeda. Kamu bisa memilih mana yang paling sesuai dengan perasaanmu saat ini.
Opsi 1: Tentang Jarak (LDR)
Judul: Jarak Hanyalah Angka, Namun Rindu Adalah Cara Kita Menjaga
Kita dipisahkan oleh bentang kilometer yang angkuh,
oleh zona waktu yang terkadang membuat hati rapuh.
Namun di antara detak jam yang terasa lambat,
namamu adalah satu-satunya doa yang kupeluk erat.
Jarak ini memang tak punya belas kasihan,
ia mencuri peluk dan menggantinya dengan penantian.
Tapi lihatlah kita; semakin jauh raga ini terpisah,
semakin kuat akar cinta kita tumbuh tanpa lelah.
Sebab aku tahu, sejauh apa pun ujung cakrawala,
langit yang kita tatap masihlah langit yang sama.
Dan setiap rindu yang menyesakkan dada,
adalah bukti bahwa kita masih memiliki rasa yang nyata.
Opsi 2: Tentang Komitmen (Pernikahan)
Judul: Memilihmu Setiap Hari, Hingga Selamanya Bukan Lagi Sekadar Janji
Aku tidak berjanji bahwa perjalanan ini akan selalu mudah,
atau langit di atas kita takkan pernah berubah menjadi gundah.
Namun aku berjanji, di setiap pagi yang terbangun nanti,
kaulah orang yang akan aku pilih lagi dan lagi.
Pernikahan bukan hanya tentang pesta dan tawa,
tapi tentang dua jiwa yang berani saling menjaga luka.
Tentang bagaimana kita melipat ego dalam-dalam,
dan menjadi pelita saat salah satu dari kita tenggelam.
Terima kasih telah bersedia menua bersamaku,
menuliskan bab demi bab dalam buku waktu.
Sebab bagiku, komitmen bukanlah belenggu yang mengikat,
melainkan kebebasan untuk mencintaimu dengan sangat hebat.
Mana yang paling menyentuh hatimu?
Jika kamu ingin yang LDR, saya bisa buatkan gambar estetik dengan kutipan tentang "Langit yang sama".
Jika kamu ingin yang Komitmen, saya bisa buatkan visual sepasang tangan yang saling menggenggam di usia tua.

