class='container'> Langsung ke konten utama

8 puisi cinta romantis untuk menyambut Tahun Baru bersama pasangan

8 puisi cinta romantis untuk menyambut Tahun Baru bersama pasangan

 Berikut adalah 8 puisi cinta romantis untuk menyambut Tahun Baru bersama pasangan:


1. Bab Baru, Buku yang Sama



Tahun baru hanyalah sebuah halaman kosong yang menunggu,

namun aku tak butuh cerita baru yang asing bagiku.

Aku hanya ingin melanjutkan bab demi bab bersamamu,

dalam buku yang sama, dengan cinta yang kian menderu.

2. Resolusi Tunggal



Orang-orang sibuk menulis daftar keinginan yang panjang,

tentang harta, tahta, atau mimpi yang menjulang.

Bagiku, resolusiku tetaplah satu dan tak akan hilang:

menjagamu tetap bahagia dan membuatmu merasa pulang.

3. Di Antara Kembang Api



Langit malam ini meledak dengan warna-warni cahaya,

sorak-sorai dunia merayakan waktu yang berganti rupa.

Namun di tengah riuh, aku hanya menatap matamu yang setia,

sebab kaulah kembang api tercantik yang pernah ada.

4. Melampaui Angka



Kalender mungkin akan diganti dengan yang baru,

angka tahun pun bertambah satu per satu.

Namun satu hal yang tak akan lekang oleh waktu,

adalah caraku mencintaimu, hari ini, besok, dan selalu.

5. Doa di Ambang Januari




Sebelum detik terakhir tahun ini menghilang,

aku memanjatkan doa pada langit yang tenang.

Semoga di Januari dan bulan-bulan yang mendatang,

hanya ada aku dan kamu yang saling menyayang.

6. Terima Kasih Tahun Lalu.



Terima kasih telah menemaniku melewati badai dan tawa,

menjadikan tahun yang lalu penuh dengan makna.

Kini mari melangkah ke tahun yang baru dengan jiwa yang satu,

mempererat genggaman yang takkan pernah layu.

7. Janji di Bawah Langit Baru



Di bawah langit tahun baru yang mulai merekah,

aku berjanji untuk tidak pernah menyerah.

Meski mungkin ada tantangan yang membuat lelah,

bersamamu, setiap langkah akan menjadi indah.

8. Rumah di Setiap Tahun



Tahun boleh berganti, musim boleh berpindah,

namun hatiku sudah menemukan tempat yang teduh dan indah.

Di tahun yang baru ini, aku hanya ingin tetap searah,

menjadikanmu satu-satunya tempatku untuk berserah.


Saran: Anda bisa membisikkan puisi ini saat momen hitung mundur (countdown) atau mengirimkannya sebagai pesan pertama yang ia baca di tanggal 1 Januari nanti.


Postingan populer dari blog ini

Di Antara Detak dan Doa

  Tentu, ini adalah sebuah puisi cinta yang ditulis khusus untuk menggambarkan kedalaman perasaan dan keindahan sebuah ikatan. Di Antara Detak dan Doa Di dalam matamu, aku menemukan rumah, Bukan sekadar tempat untuk berteduh dari resah, Tapi sebuah muara di mana semua rindu menyerah, Dan segala lelah seketika berubah menjadi indah. Kita adalah dua baris kalimat yang tak sengaja bertemu, Ditulis oleh semesta di atas lembar waktu. Tak perlu banyak kata untuk mengerti mauku, Cukup jemari yang bertaut, aku tahu kau milikku. Cinta ini bukan tentang siapa yang paling sempurna, Tapi tentang bagaimana kita tetap tinggal saat dunia meronta. Seperti langit yang tak pernah meninggalkan warna, Aku ingin menjagamu, hingga kita menua dalam makna. Terima kasih telah menjadi alasan di balik senyum pagi, Menjadi tujuan ke mana pun langkah ini akan pergi. Di antara detak jantung dan doa yang kupanjat sunyi, Namamu adalah satu-satunya yang abadi. Ingin sesuatu yang lebih spesifik? Puisi di atas bersi...

3 puisi cinta romantis

  Tentu, ini adalah beberapa puisi cinta dengan nuansa yang berbeda. Kamu bisa memilih mana yang paling mewakili perasaanmu saat ini: 1. Tentang Kehadiran yang Menenangkan (Cocok untuk seseorang yang menjadi "rumah" bagimu) Rumah di Matamu Di antara bising dunia yang menderu, Aku menemukan sunyi yang paling merdu; Yaitu saat menatap dalam bola matamu, Tempat segala lelahku menjadi debu. Kau bukan sekadar tempatku singgah, Tapi pelabuhan saat ombak sedang gundah. Tak perlu janji setinggi langit yang megah, Cukup genggam tanganku, agar langkah tak lagi patah. 2. Tentang Cinta yang Tak Lekang Waktu (Cocok untuk hubungan jangka panjang atau komitmen) Mencintaimu Sederhana Aku mencintaimu dengan cara yang paling purba, Tanpa syarat, tanpa kata-kata yang dilebih-lebihkan. Seperti bumi yang tak pernah bosan memeluk akar, Atau senja yang selalu setia menunggu malam berpijar. Biarlah waktu menua pada kalender yang usang, Namun kasihku padamu tetaplah terang. Sebab bagiku, setiap detik...