Sebuah judul yang sangat manis dan mendalam. Puisi ini menggambarkan bagaimana kehadiran satu orang yang tepat bisa meredam seluruh kebisingan dunia.
Berikut adalah puisinya:
Duniaku Tidak Butuh Banyak Orang
Di antara miliaran napas yang menderu,
aku memilih berhenti di langkahmu.
Sebab riuh rendah dunia luar terkadang melelahkan,
menawarkan ramai, namun seringkali menyisakan kehampaan.
Aku tak lagi mencari validasi di kerumunan,
atau mencoba mengisi ruang dengan banyak kawan.
Bagiku, semesta cukup diciptakan dari dua pasang mata,
dan percakapan-percakapan kecil di penghujung senja.
Duniaku tidak butuh banyak orang.
Cukup genggammu yang meredam gelisah,
cukup senyummu yang membuat lelahku punah.
Satu namamu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi doa,
menjadikan yang kurang menjadi utuh tak terhingga.
Karena bersamamu, segalanya terasa genap.
Tanpa perlu bising, tanpa perlu berderap.
Hanya ada aku, kamu, dan ketenangan yang menetap.