class='container'> Langsung ke konten utama

Di Antara Detak dan Doa

 

Sebuah judul yang sangat indah, menggambarkan bahwa di tengah ketidakpastian hidup, kehadiran seseorang adalah kepastian yang paling berharga.

Berikut adalah puisinya:


Di Antara Ribuan Rencana, Memilikimu Adalah Takdir yang Paling Aku Syukuri

Aku pernah sibuk menyusun peta,

menandai jalan-jalan yang ingin kutempuh dengan saksama.

Membangun menara mimpi dari ribuan rencana,

berlari mengejar esok yang kuharap sempurna.

Namun hidup seringkali punya rahasianya sendiri,

ia membelokkan langkah ke arah yang tak pernah kumengerti.

Di persimpangan yang tak terduga itu, aku menemukanmu,

sebuah kejutan manis di sela-sela riuhnya waktu.

Memilikimu adalah takdir yang paling aku syukuri.

Lebih dari sekadar rencana yang berhasil kugapai,

kehadiranmu adalah damai yang membuat lelahku usai.

Kamu bukan sekadar nama yang singgah dalam cerita,

tapi jawaban dari doa-doa yang sempat kehilangan kata.

Kini, biarlah ribuan rencana lain berlalu atau berganti,

sebab memilikimu sudah cukup untuk memenangkan hati.

Di antara segala yang fana dan penuh teka-teki,

kamu adalah satu-satunya takdir yang ingin kujaga abadi.


Mengapa Puisi Ini Terasa Dalam?

  • Kontras: Membandingkan "rencana" yang kaku dengan "takdir" yang indah dan tak terduga.

  • Kepuasan: Menunjukkan bahwa pencapaian terbesar bukan soal materi atau karier, melainkan memiliki seseorang yang tepat.

  • Ketenangan: Memberikan kesan bahwa setelah menemukan pasangan, pencarian panjang itu akhirnya selesai.

Postingan populer dari blog ini

Di Antara Detak dan Doa

  Tentu, ini adalah sebuah puisi cinta yang ditulis khusus untuk menggambarkan kedalaman perasaan dan keindahan sebuah ikatan. Di Antara Detak dan Doa Di dalam matamu, aku menemukan rumah, Bukan sekadar tempat untuk berteduh dari resah, Tapi sebuah muara di mana semua rindu menyerah, Dan segala lelah seketika berubah menjadi indah. Kita adalah dua baris kalimat yang tak sengaja bertemu, Ditulis oleh semesta di atas lembar waktu. Tak perlu banyak kata untuk mengerti mauku, Cukup jemari yang bertaut, aku tahu kau milikku. Cinta ini bukan tentang siapa yang paling sempurna, Tapi tentang bagaimana kita tetap tinggal saat dunia meronta. Seperti langit yang tak pernah meninggalkan warna, Aku ingin menjagamu, hingga kita menua dalam makna. Terima kasih telah menjadi alasan di balik senyum pagi, Menjadi tujuan ke mana pun langkah ini akan pergi. Di antara detak jantung dan doa yang kupanjat sunyi, Namamu adalah satu-satunya yang abadi. Ingin sesuatu yang lebih spesifik? Puisi di atas bersi...